Kamis, 03 Januari 2019

KEJUJURAN



Saat ini kejujuran menjadi barang langka, kejujuran sepertinya menjadi barang mahal yang sulit dicari di tengah-tengah bangsa ini. Dan masyarakat hampir antipati terhadap janji-janji orang karena sulitnya mencari orang yang jujur saat ini. Saat ini kejujuran itu bisa jadi seperti sesuatu yang menakutkan karena ada upaya menjadikan orang yang jujur itu takut. Maka keluarlah slogan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) "Berani Jujur itu Hebat". Dan tergambar saat ini hoax dan kebenaran menjadi samar, sehingga menjadi kebingungan di tengah masyarakat. Saya khawatir bila ada info yang benar tidak lagi dianggap benar.
Fenomena ini menuntut kita untuk merubah sikap bangsa ini melalui upaya yang terus menerus dan berkelanjutan. Kalau kejujuran dalam ibadah agama kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari maka kehidupan akan terasa lebih tenang. 
Syaikh Jamaluddin Al-Qasimi menulis dalam tafsirnya bahwa orang yang berdusta telah kehilangan muruahnya (kepribadiannya). Pendapat ini sesuai dengan firman Allah :”Wahai orang-orang yang beriman! Karena apa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan?” (QS. Ash Shaff : 2). Orang yang kehilangan muruah berarti tidak mampu mengendalikan dirinya (iffah) dan ujungnya akan hilang imannya. Karena itulah dalam ayat selanjutnya Allah menegaskan bahwa: “Amatlah dibenci di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan” (QS Ash-Shaff : 3).
Artinya perkataan yang tidak sesuai dengan perbuatan sangatlah dibenci oleh Allah. Hal yang demikian tidaklah layak bagi orang yang telah mengaku beriman.  Ayat-ayat ini adalah sebagai peringatan sungguh-sungguh bagi orang yang  telah mengaku beriman agar dia benar-benar menjaga dirinya jangan menjadi pembohong.
Al-Hasan bin Ali bin Abu Thalib cucu Rasulullah, menyampaikan pesan Rasul yang bunyinya:

دَعْ مَايَريْبُكَ اِلَى مَالاَ يَرِيْبُكَ فَاِنَّ الصِّدْقَ طُمَأ نِيْنَةٌ وَالْكَذِبَ رِيْبَةٌ. رواة الترميذى


“Tinggalkan barang yang menimbulkan keraguan engkau dan ambil yang tidak meragukan, sesungguhnya kejujuran membuat hati tenteram dan dusta adalah membuat hati ragu-ragu” (HR Tirmidzi).
Sebab itu maka hati orang yang beriman itu tidaklah boleh ragu-ragu. Ragu-ragu hanya dapat hilang  apabila hidup bersikap jujur. Kejujuran untuk memupuk iman. Iman itu mesti selalu dijaga. Kalau dilihat sepintas lalu saja tidaklah  mungkin orang yang beriman diberi nasihat supaya jangan berbohong, jangan berdusta. Tetapi tidak jarang kejadian, karena kurang pemeliharaan Iman itu  jadi rusak karena dusta. Sebab itu kita dapatilah di dalam al-Quran beberapa  peringatan kepada orang-orang yang beriman supaya dia bertakwa (lihat surat 3, Ali Imran ayat 102). Demikian pada ayat 156 Surat Ali Imran diperingatkan supaya mereka jangan serupa dengan orang-orang yang kafir. Dalam surat 4, An Nisa ayat 136 diperingatkan dengan jelas: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Berimanlah kepada Allah dengan Rasul-Nya”. Di surat 5, Al Maidah ayat 1 orang-orang yang  beriman diperingatkan supaya  mereka memenuhi janji.
                Dan banyak lagi ayat-ayat yang lain, yang semuanya itu membuktikan bahwa pengakuan beriman belum cukup kalau tidak ada pemeliharaan terhadap kejujurannya, ibarat menanam tanaman hendaklah selalu disiram, supaya jangan mati, dipupuk supaya selalu subur.
Selanjutnya setelah lebih dahulu  tiap-tiap orang yang beriman mengokohkan pribadinya, meneguhkan  muruahnya dengan menjaga jangan sampai mengucapkan kata-kata yang tidak dibuktikan dengan perbuatan. Sebab apabila  mulut tidak seuai lagi dengan perbuatan,  pribadi itu akan merosot turun, tidak ada harganya lagi. Sesudah tiap-tiap Mu’minin mempertinggi nilai pribadinya dengan kejujuran, maka untuk berjuang mempertahankan akidah hendaklah leburkan pribadi itu ke dalam wadah yang lebih besar, yaitu pribadi sebagai satu ummat, yang mempertahankan pendirian. Pendirian ialah Sabilillah, jalan Allah!.
Berkaitan dengan kejujuran, orang yang perkataannya tidak cocok dengan perbuatannya tidaklah akan ada  padanya keberanian berjuang dengan sungguh-sungguh. Sebab Jihad, berperang atau berjuang menghendaki disiplin jiwa sebelum disiplin sikap. Berlaku jujurlah agar kita benar-benar menjadi orang yang beriman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar