Senin, 07 Januari 2019

RUNTUHNYA NILAI KEJUJURAN


Masih ingatkah anda di tahun 2011 lalu, nasib yang dialami siswa sekolah dasar AL dan kedua orangtuanya Siami serta Widodo. Karena sikap jujur mereka untuk menyatakan ketidakbenaran atas pelaksanaan ujian nasional, malah mereka akhirnya dinyatakan bersalah.
Orangtua AL dianggap mencoreng nama baik sekolah. Para orangtua yang lain menyalahkan orangtua AL yang mempersoalkan adanya permintaan guru sekolah yang memerintahkan AL membagi jawaban ujian nasional kepada murid-murid yang lain. 
Read More....disini.

Kejadian serupa terjadi pada seorang Baiq Nuril yang menceritakan  kronologi-kasus-baiq-nuril-bermula-dari-rekaman-cerita-perselingkuhan-kepsek kasus ini akhirnya berujung ke Mahkamah Agung. Dan kasus tersebut masuk dalam pasal UU ITE yang mengundang tanda tanya kasus-baiq-nuril-dan-tanda-tanya-penerapan-uu-ite

Ada lagi seorang ibu yang melaporkan kasus black pink karena melanggar pasal penyiaran KPI iklan shopee blackpink diboikot. Sayangnya Maimon Herawati pembuat petisi “Hentikan Iklan Blackpink Shopee” menerima sejumlah teror dan pembullyan usai membuat petisi tersebut. Padahal ia jujur melakukan itu untuk menjaga moral anak-anak yang menjadi obyek sasaran iklan tersebut.

Kita sangat prihatin betapa nilai-nilai kejujuran sudah begitu terpuruknya pada bangsa ini. Nilai kebenaran sudah terdegradasi. Orang yang salah bisa menjadi benar, sementara orang yang benar bisa dianggap salah. Maka sudah amat jelas pentingnya membangun kejujuran pada bangsa ini agar tidak terpuruk ke dalam jurang kesesatan yang lebih dalam.

Makna Kejujuran
Jujur adalah sifat penting bagi Islam. Salah satu pilar Aqidah Islam adalah Jujur. Jujur adalah berkata terus terang dan tidak bohong. Jujur dalam kehidupan sehari-hari merupakan anjuran Allah dan Rasulnya. Banyak ayat Al Qur'an menerangkan kedudukan orang-orang jujur antara lain: QS. Ali Imran (3): 15-17, An Nisa' (4): 69, Al Maidah (5): 119.
Lanjut baca disini... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar